Wednesday, June 22, 2016

Basah Lagi... Ngompol?

Halo Ayah Bunda..
Selamat pagi..
Pagi ini kasur si kecil basah atau kering?
.
Materi kali ini merupakan request dari salah satu Bunda Hebat yang peduli pada anak-anak. Yaitu tentang mengompol.
.
Mengompol dikenal dengan istilah Bedwetting, dalam dunia medis disebut nocturnal enuresis. Fenomena mengompol ini banyak terjadi pada anak-anak dan biasanya akan hilang saat usia anak 10-15 tahun, namun tak jarang ada anak berusia 15 tahun hingga keatas yang masih sering mengompol.
.
Penyebab kebiasaan mengompol ada beberapa hal, diantaranya :

  1. Faktor keturunan, jika salah satu orangtua memiliki masalah mengompol saat kecil, maka 40% anak akan mengalami hal yang sama. Jika kedua orangtua memiliki masalah tersebut, maka angka kemungkinan anak memiliki masalah yang sama meningkat menjadi 70%.
  2. Adanya gangguan infeksi pada saluran kencing atau kandung kemih.
  3. Gangguan hormon ADH (Antideuretic Hormon), hormon yang membantu memberitahu ginjal untuk mengurangi produksi urine, terutama saat malam hari.
  4. Belum sempurnanya sistem tubuh anak dimana anak belum bisa menahan kencing atau anak tidak dapat merasakan bahwa kandung kemihnya sudah penuh.
  5. Perasaan cemas dan tidak aman di dalam keluarga, bisa karena pindah rumah, pindah sekolah, perceraian orangtua, memiliki adik baru, pengasuhnya cuti, dll
  6. Terbiasa mendapat bantuan orangtua saat ke kamar kecil
  7. Kamar kecil terletak jauh dari kamarnya, dengan penerangan yang redup.
  8. Kebiasaaan mengompol di sekolah bisa terjadi karena bentuk toilet berbeda dengan di rumah (di sekolah memakai toilet jongkok, di rumah memakai toilet duduk), kebersihan toilet yang buruk, tidak berani menyampaikan keinginannya pada guru, atau letak toiletnya yang terlalu jauh.
Walau kebiasaaan ini dapat hilang dengan sendirinya, jika tidak diatasi maka dapat menimbulkan perasaan rendah diri dan memicu tindakan bullying di sekolah. Apa yang bisa Ayah Bunda lakukan?
  1. Katakan pada anak bahwa Ayah dan Bunda tidak marah pada kebiasaan mengompolnya. Jangan tunjukkan ekspresi jengkel walau sebenarnya Anda merasa jengkel. Katakan padanya bahwa Ayah dan Bunda ingin membantunya mengatasi masalahnya.
  2. Jika anak berusia lima tahun keatas, ajaklah dia berbicara untuk mencari penyebab mengompolnya.
  3. Gunakan alas tidur waterproof, alas tidur ini membuat cairan tidak langsung diserap oleh kasur, hal ini dapat memberi rasa risih dan basah pada anak, diharapkan selanjutnya dia akan berusaha untuk bangun agar tidak mengompol lagi saat tidur.
  4. Walaupun mengompol bukan atas kehendaknya, ajak anak bertanggungjawab untuk membersihkan bekas ompolnya.
  5. Hindari mempublikasikan bahwa anak Anda masih mengompol, apalagi membanding-bandingkan dengan anak lain yang sudah tidak mengompol.
  6. Batasi konsumsi cairan 1-2 jam sebelum tidur
  7. Bangunkan anak pada jam 1-2 dini hari untuk buang air kecil, diharapkan kebiasaan ini akan membuatnya terbiasa bangun malam
  8. Ajarkan anak untuk ke kamar mandi sendiri
  9. Berikan penerangan yang cukup terang di lorong menuju kamar kecil sehingga anak berani ke kamar mandi sendiri
  10. Ajarkan anak untuk berani mengatakan pada guru bahwa dia ingin buang air kecil
  11. Berikan pujian jika dia sukses tidak mengompol dalam 24 jam.
  12. Jika kebiasaan mengompol masih berlanjut ada baiknya Ayah dan Bunda menghubungi dokter untuk mendeteksi adanya penyakit (infeksi).
Ayah Bunda memiliki pertanyaan? 
Silahkan hubungi saya via inbok
atau via telegram : @the_ultramom

Halo Ayah Bunda..
Selamat pagi..
Pagi ini kasur si kecil basah atau kering?
.
Materi kali ini merupakan request dari salah satu Bunda Hebat yang peduli pada anak-anak. Yaitu tentang mengompol.
.
Mengompol dikenal dengan istilah Bedwetting, dalam dunia medis disebut nocturnal enuresis. Fenomena mengompol ini banyak terjadi pada anak-anak dan biasanya akan hilang saat usia anak 10-15 tahun, namun tak jarang ada anak berusia 15 tahun hingga keatas yang masih sering mengompol.
.
Penyebab kebiasaan mengompol ada beberapa hal, diantaranya :

  1. Faktor keturunan, jika salah satu orangtua memiliki masalah mengompol saat kecil, maka 40% anak akan mengalami hal yang sama. Jika kedua orangtua memiliki masalah tersebut, maka angka kemungkinan anak memiliki masalah yang sama meningkat menjadi 70%.
  2. Adanya gangguan infeksi pada saluran kencing atau kandung kemih.
  3. Gangguan hormon ADH (Antideuretic Hormon), hormon yang membantu memberitahu ginjal untuk mengurangi produksi urine, terutama saat malam hari.
  4. Belum sempurnanya sistem tubuh anak dimana anak belum bisa menahan kencing atau anak tidak dapat merasakan bahwa kandung kemihnya sudah penuh.
  5. Perasaan cemas dan tidak aman di dalam keluarga, bisa karena pindah rumah, pindah sekolah, perceraian orangtua, memiliki adik baru, pengasuhnya cuti, dll
  6. Terbiasa mendapat bantuan orangtua saat ke kamar kecil
  7. Kamar kecil terletak jauh dari kamarnya, dengan penerangan yang redup.
  8. Kebiasaaan mengompol di sekolah bisa terjadi karena bentuk toilet berbeda dengan di rumah (di sekolah memakai toilet jongkok, di rumah memakai toilet duduk), kebersihan toilet yang buruk, tidak berani menyampaikan keinginannya pada guru, atau letak toiletnya yang terlalu jauh.
Walau kebiasaaan ini dapat hilang dengan sendirinya, jika tidak diatasi maka dapat menimbulkan perasaan rendah diri dan memicu tindakan bullying di sekolah. Apa yang bisa Ayah Bunda lakukan?
  1. Katakan pada anak bahwa Ayah dan Bunda tidak marah pada kebiasaan mengompolnya. Jangan tunjukkan ekspresi jengkel walau sebenarnya Anda merasa jengkel. Katakan padanya bahwa Ayah dan Bunda ingin membantunya mengatasi masalahnya.
  2. Jika anak berusia lima tahun keatas, ajaklah dia berbicara untuk mencari penyebab mengompolnya.
  3. Gunakan alas tidur waterproof, alas tidur ini membuat cairan tidak langsung diserap oleh kasur, hal ini dapat memberi rasa risih dan basah pada anak, diharapkan selanjutnya dia akan berusaha untuk bangun agar tidak mengompol lagi saat tidur.
  4. Walaupun mengompol bukan atas kehendaknya, ajak anak bertanggungjawab untuk membersihkan bekas ompolnya.
  5. Hindari mempublikasikan bahwa anak Anda masih mengompol, apalagi membanding-bandingkan dengan anak lain yang sudah tidak mengompol.
  6. Batasi konsumsi cairan 1-2 jam sebelum tidur
  7. Bangunkan anak pada jam 1-2 dini hari untuk buang air kecil, diharapkan kebiasaan ini akan membuatnya terbiasa bangun malam
  8. Ajarkan anak untuk ke kamar mandi sendiri
  9. Berikan penerangan yang cukup terang di lorong menuju kamar kecil sehingga anak berani ke kamar mandi sendiri
  10. Ajarkan anak untuk berani mengatakan pada guru bahwa dia ingin buang air kecil
  11. Berikan pujian jika dia sukses tidak mengompol dalam 24 jam.
  12. Jika kebiasaan mengompol masih berlanjut ada baiknya Ayah dan Bunda menghubungi dokter untuk mendeteksi adanya penyakit (infeksi).
Ayah Bunda memiliki pertanyaan? 
Silahkan hubungi saya via inbok
atau via telegram : @the_ultramom

 
Ultramom dan Ultrababy Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template