Itu adalah ucapan dari salah satu orangtua teman Baba di sekolah. Beberapa merasa heran karena Baba sudah bisa ditinggal di hari pertama sekolah nyaris tanpa drama, ya ada sih drama kecil itupun karena saya ingin menunggui Baba di hari pertama sekolah, biar bisa update status menemani anak di hari pertama sekolah, Hehehe..
.
Ayah Bunda yang hebat..
Kepercayaan diri anak tidak muncul seketika, perlu diasah setiap hari.
.
Saya melihat para ibu teman-teman Baba sangat melindungi anaknya, dan benar-benar menjaga anak agar tidak mendapat masalah, untuk hal sepele sekalipun orangtua turut campur.
.
Contoh, makan jajan pun disuapin ibunya, alasannya khawatir telat masuk kelas karena jajannya belum habis. Anak main dengan teman-temannya diikutin terus dari belakang, padahal itu mainnya di lingkungan sekolah. Saat anak memanjat arena permainan sang ibu berada di belakang anak memegangi pinggang dan terus berkata "awas jatuh, awas kepeleset", lama kelamaan anak jadi ikut khawatir dan turun.
.
Jika kita tidak memberi kepercayaan pada anak, bagaimana anak bisa mempercayai diri sendiri? Anak kita tertutup bayang-bayang kekhawatiran kita. Bagaimana jadinya? Anak akan memiliki banyak kekhawatiran seperti kita. Saat Ayah Bunda menunjukkan ekspresi khawatir (ini baru ekspresi lho ya, bukan ucapan) Anak akan menganggap dia berada pada situasi yang tidak aman, jadi dia akan menempel pada orangtuanya. Jika anak terus menerus merasa takut dan tidak aman, bagaimana dia bisa mengeksplore kemampuannya sendiri?
.
Jika Ayah Bunda ingin anak yang percaya diri, berilah dia kesempatan untuk berjuang dan meraih hasil atas perjuangannya. Tak perlu tugas yang berat kok, sekedar membiarkan dia memilih kaos kakinya dan memakai sepatu di pagi hari dan memberi pujian ATAS USAHAnya tersebut merupakan awal yang baik. Berilah dia ruang gerak, biarkan dia terlambat ke sekolah, biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri.
.
Saya paham kok, keinginan orangtua adalah melindungi anaknya.
Namun kita perlu ingat, kita tidak hidup selamanya.
Akan ada saat dimana anak harus berjuang sendiri.
Dan perjuangan itu harus dilatih mulai dari sekarang.
Itu adalah ucapan dari salah satu orangtua teman Baba di sekolah. Beberapa merasa heran karena Baba sudah bisa ditinggal di hari pertama sekolah nyaris tanpa drama, ya ada sih drama kecil itupun karena saya ingin menunggui Baba di hari pertama sekolah, biar bisa update status menemani anak di hari pertama sekolah, Hehehe...
Ayah Bunda yang hebat..
Kepercayaan diri anak tidak muncul seketika, perlu diasah setiap hari.
.
Saya melihat para ibu teman-teman Baba sangat melindungi anaknya, dan benar-benar menjaga anak agar tidak mendapat masalah, untuk hal sepele sekalipun orangtua turut campur.
.
Contoh, makan jajan pun disuapin ibunya, alasannya khawatir telat masuk kelas karena jajannya belum habis. Anak main dengan teman-temannya diikutin terus dari belakang, padahal itu mainnya di lingkungan sekolah. Saat anak memanjat arena permainan sang ibu berada di belakang anak memegangi pinggang dan terus berkata "awas jatuh, awas kepeleset", lama kelamaan anak jadi ikut khawatir dan turun.
.
Jika kita tidak memberi kepercayaan pada anak, bagaimana anak bisa mempercayai diri sendiri? Anak kita tertutup bayang-bayang kekhawatiran kita. Bagaimana jadinya? Anak akan memiliki banyak kekhawatiran seperti kita. Saat Ayah Bunda menunjukkan ekspresi khawatir (ini baru ekspresi lho ya, bukan ucapan) Anak akan menganggap dia berada pada situasi yang tidak aman, jadi dia akan menempel pada orangtuanya. Jika anak terus menerus merasa takut dan tidak aman, bagaimana dia bisa mengeksplore kemampuannya sendiri?
.
Jika Ayah Bunda ingin anak yang percaya diri, berilah dia kesempatan untuk berjuang dan meraih hasil atas perjuangannya. Tak perlu tugas yang berat kok, sekedar membiarkan dia memilih kaos kakinya dan memakai sepatu di pagi hari dan memberi pujian ATAS USAHAnya tersebut merupakan awal yang baik. Berilah dia ruang gerak, biarkan dia terlambat ke sekolah, biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri.
.
Saya paham kok, keinginan orangtua adalah melindungi anaknya.
Namun kita perlu ingat, kita tidak hidup selamanya.
Akan ada saat dimana anak harus berjuang sendiri.
Dan perjuangan itu harus dilatih mulai dari sekarang.
.
Ayah Bunda yang hebat..
Kepercayaan diri anak tidak muncul seketika, perlu diasah setiap hari.
.
Saya melihat para ibu teman-teman Baba sangat melindungi anaknya, dan benar-benar menjaga anak agar tidak mendapat masalah, untuk hal sepele sekalipun orangtua turut campur.
.
Contoh, makan jajan pun disuapin ibunya, alasannya khawatir telat masuk kelas karena jajannya belum habis. Anak main dengan teman-temannya diikutin terus dari belakang, padahal itu mainnya di lingkungan sekolah. Saat anak memanjat arena permainan sang ibu berada di belakang anak memegangi pinggang dan terus berkata "awas jatuh, awas kepeleset", lama kelamaan anak jadi ikut khawatir dan turun.
.
Jika kita tidak memberi kepercayaan pada anak, bagaimana anak bisa mempercayai diri sendiri? Anak kita tertutup bayang-bayang kekhawatiran kita. Bagaimana jadinya? Anak akan memiliki banyak kekhawatiran seperti kita. Saat Ayah Bunda menunjukkan ekspresi khawatir (ini baru ekspresi lho ya, bukan ucapan) Anak akan menganggap dia berada pada situasi yang tidak aman, jadi dia akan menempel pada orangtuanya. Jika anak terus menerus merasa takut dan tidak aman, bagaimana dia bisa mengeksplore kemampuannya sendiri?
.
Jika Ayah Bunda ingin anak yang percaya diri, berilah dia kesempatan untuk berjuang dan meraih hasil atas perjuangannya. Tak perlu tugas yang berat kok, sekedar membiarkan dia memilih kaos kakinya dan memakai sepatu di pagi hari dan memberi pujian ATAS USAHAnya tersebut merupakan awal yang baik. Berilah dia ruang gerak, biarkan dia terlambat ke sekolah, biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri.
.
Saya paham kok, keinginan orangtua adalah melindungi anaknya.
Namun kita perlu ingat, kita tidak hidup selamanya.
Akan ada saat dimana anak harus berjuang sendiri.
Dan perjuangan itu harus dilatih mulai dari sekarang.