Hai Hai teman-teman semua..
Terutama teman-teman single parent saya.
Kemarin saya sudah janji membuatkan artikel tentang single parent..
Dan ini lah diaaaa..
.
Tidak ada yang bercita-cita menjadi single parent. Single parent dapat terjadi karena perceraian, kematian pasangan atau kehamilan diluar nikah. Apapun penyebabnya, menjadi single parent itu gak enak. Serius deh. Usia status single parent saya masih lima tahun, tapi saya sudah merasakan suka dukanya menjadi single parent.
.
Bagi seorang wanita, menjadi single parent itu berarti menjadi ibu sekaligus kepala keluarga. Artinya harus bisa membagi waktu antara mengasuh anak dan mencari nafkah lahir anak. Itulah yang semakin membulatkan tekat saya untuk bekerja dari rumah. Banyak yang menyayangkan ijazah saya, tapi saya hanya memberi senyuman pada mereka, ini keputusan saya dan saya harus siap dengan resikonya. Otomatis hampir 24 jam saya bersama dengan anak saya. Jenuh kadang-kadang mampir, saya tidak bisa meminta me time karena saya tidak memiliki pasangan. Lambat laun saya memutuskan me time saya bukan berarti pergi jalan-jalan sendirian, tapi pergi jalan-jalan berdua dengan anak kemanapun kami ingin pergi. Saya pernah me time berdua sama anak sampai Jogja dengan naik kereta api. ^3^)7
.
Problem lain yang muncul adalah jarang bisa bersosialisasi offline. Waktu saya habis untuk bekerja, mengasuh anak, dan beres-beres. Saya sangat bersyukur munculnya sosial media, sehingga walaupun saya tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi offline, saya masih bisa bersosialisasi online. Efeknya saya tidak tahu nama ketua RT yang baru. Hehehe..
.
Saya memiliki seorang single fighter yang bekerja di kantor. Dia mengeluhkan bahwa dia merasa sangat capek dan merasa tidak optimal bekerja. Dia bangun dini hari, memasak, menyiapkan seragam anak, mengantar sekolah, bekerja, menjemput anak, menemani belajar, kemudian beres-beres rumah, tidur. Wow rutinitas dia sangat banyak dan pantas saya dia merasa lelah. Di kantor mikirin rumah, di rumah mikirin kantor katanya. Ya begitulah, akhirnya teman saya memutuskan untuk resign setelah ananda tersayang demam hingga seminggu, jatah cutinya sudah habis jadi sekalian mengundurkan diri. Sekarang dia punya jam khusus untuk rileks sambil melihat DVD film korea dan india sambil minum es kelapa muda kesukaannya.
.
Hal lain yang sering mengganggu kami adalah membahas MANTAN. Saat saya belum move on, saya juga uring-uringan kalo bahas dia. Bisa sampai nangis heboh deh. Dan beban itu semakin berat jika yang bertanya adalah si kecil. Untuk kali ini saran saya untuk para single parent yang hebat, ceritakan saja kebaikan mantan pasangan Anda. Jangan menceritakan hal negatif tentang dia. Jawab jujur dan singkat, jika anak cukup puas bertanya segera alihkan pembicaraan. Gimana mau ceritakan kebaikan kalau dia nyakitin perasaan saya? Hehehe, Anda harus move on dulu, berdamai dengan masa lalu, kemudian tenang lah di depan anak. Next akan saya share deh tips move on nya. Perceraian itu terjadi pada Anda dan pasangan, bukan anak dan ayah/ibunya. Pastikan pada anak, dia akan tetap dicintai oleh orangtuanya.
.
Selanjutnya apa ya, tentang pengeluaran. Saya rasa teman-teman saya sesama single parent setiap bulan saling memberi info di supermarket yang lagi promo apaan. Hahaha.. Sebanyak apapun pendapatan, rasanya mereka tetap sangat berhemat. Perempuan memang suka promo, single parent lebih suka lagi.
.
Daaaan, yang bikin heboh dan stress para emak-emak single parent adalah pertanyaan kapan nih nikah lagi? Hahaha. Saya juga lagi deg-degan nih lebaran bakal ditanya sama keluarga. Pernikahan kedua bagi beberapa single parent adalah momok, termasuk saya. Diluar saya pede berdoa berharap punya suami lagi dengan harapan diijabah Allah, semua itu demi anak saya. Tapi di dalam, lemes ciiiiiin kalo bahas nikah kapan. Ya jujur saya masih takut menikah. Sampai tulisan ini saya ketik, saya pengen nangis. Hehehe. Saya selalu khawatir apakah suami saya nanti bisa menerima saya dan anak saya? Karena tidak dapat dipungkiri, banyak yang keberatan dengan status janda atau duda. Saat menikah sudah langsung menjadi ayah atau bunda, anak dari pasangan.
.
Berjuta kekhawatiran dari single parent yang selalu mereka tutupi dengan senyuman dan tawa, they saw me that i am happy mom. Saya selalu berperan menjadi ibu yang bahagia untuk keluarga dan teman-teman saya. Baru kali ini nih cerita kegalauan saya.
.
Kami membuka diri untuk pertemanan, tapi saat ada keseriusan, kami takut. Hingga tak jarang kami dinilai jutek, gak butuh suami, gila kerja, dan sebagainya. Kami kenyang dengan pandangan negatif mereka pada kami. Tapi fokus kami bukan penilaian mereka yang tidak memiliki kontribusi apapun pada kami, fokus kami pada mereka yang menyayangi kami. Mereka berpersepsi tanpa tau apa-apa.
.
Finally satu per satu teman-teman saya membuka hati, ada yang ikut kontak jodoh juga. Alhamdulillah saya ikut sehat dengan perjuangan mereka. Sekuat apapun kita Mom, kita tetap butuh sosok ayah untuk anak-anak kita. Mungkin kita udah mati rasa pada laki-laki (saya tau banget rasanya itu, tau buuuuangeeeet) tapi lakukan ini karena Allah, menikahlah karena Allah, minta ke Allah ayah yang baik untuk jadi pemimpin keluarga, Ayah yang bisa membimbing kita dan anak-anak kita. Seburuk apapun masa lalu kita, masa depan keluarga kita harus lebih baik, itulah smart single parent.
.
Oke, untuk tips menjadi smart single parent akan saya tulis pada artikel selanjutnya karena saya harus ke mini market, tissue saya sudah habis.
Sampai jumpa smart single parent.. ^3^)7
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment